Rabu, 14 Desember 2011

G.A.L.A.U

Aduh mampus initeh gimanaaaa.... Aku gapunya form YES yang asli... Pakenya yang fotokopi tapi dilegalisir gapapa kah yaaa? Aduh, mana Bu Kukuh pergi laaagi.. Terus rekomendasiku pegimanaaaaaaa?
Udahlah, kalau Allah menghendaki, Insya Allah aku bakal pergi. Yang penting udah ikhtiar dan berusaha sekuat tenaga. Sisanya biar doa yang meneruskan. *pasrah

Jealousy



Who is here that never feel jealous to somebody? you? you? *pointing No way, it’s impossible. Everybody must be ever feel jealous. Me too, now I feel jealous to somebody

I first knew her when I was a child. I knew her because she’s a writer. Wow, she was in the same age with me, but she already had her own book. At that time, I really wanted to be a writer too. So, It’s the first time I felt jealous to her. 

Day after day, year after year. I met her again on Twitter, because her tweet been replied by someone that very inspiring to me. Then, I opened her blog and read it. And I realized that she had everything that I want so much. She’s a writer of course, she could taekwondo, she had a happy —very happy— family, she was beautiful but I was more beautiful. And the most important, She looked so close with Allah. Really. She was, like, always dzikir to Allah everytime, and, I don’t know how to say it, but yeah, she looked very close to Him. I feel jealous, very-very jealous. Now she’s in America for student exchange program, that even make me feel more jealous.

Than, more I read her blog, more I realized that, she was not that perfect. She ever made a mistake. She had many negative side too. She is sloppy, she’s an emotional girl, she is too addicted to her idol. She’s not really smart, and the most important is, she also ever felt jealous to someone, just like me. When I read about it, I was very surprised. I thought that she was perfect and had everything, but she felt jealous to someone that she thought better than her in every side.

Then I know, I’ve mastered by a devil of jealousy. When I look to myself, I realized that I already had a happy life. I had a happy family too (well, sometimes I felt angry to them, of course), I had a good score at school, I had really good friends and they loved me, and I had many experienced that maybe she never felt.

And I’m happy with my life.  Really-really happy. We always see the other’s life and then think that OMG-they-have-a-perfect-life-while-my-life-is-suck. We never see our own life and realized that God already give us a great life. We had our own experience and we had our own happines. We supposed feel satisfied with it. And we supposed be grateful to God, to Allah, for give this great life that no one ever had.

So devil of jealousy, GET AWAY FROM ME AND NEVER COME BACK! LET ME FEEL SATISFIED WITH MY OWN LIFE !

Simple Chat

When my family went to Kediri, 

Mom  : Look at that banner. U-NIS-KA. It's an university, but what is UNISKA?   
           Um, University of Kediri?
Me     : No, mom. From where is the "KA"? Kediri is with "KE".
Mom  : So what is it?
Me     : Um, University of KADIRI?
Mom  : ......

Angry

Well, aku lagi marah nih. MARAH BESAR

Sumpah loh ya, aku ini jarang banget marah. Biasanya di situasi yang seharusnya bikin emosi, malah senyam-senyum doang. Itu di permukaan aja sih, aslinya ya tetep marah, dalam hati tapi.Paling cuma semenit doang, setelah itu udah deh, ilang. Good mood lagi. Kenapa ya, aku nggak bisa marah sama orang, apalagi maki-maki, walaupun itu cuma di pesbuk. Kalau marah terus iseng curcol di Facebook, malah bahasanya jadi sopan dan pake EYD. Yah, pokoknya nggak tega aja marahin anak orang (secara gua nggak mau digampar emaknya gitu ha-ha-ha). Makin besar nanti masalahnya, man! Yaudahlah, idup udah susah, kenapa harus dibikin susah lagi. Huahahahau.

Tapi kali ini, sumprit gila aku marah banget-nget, walau nggak sampai teriak-teriak-ngambek-ngamuk gajelas juga sih. Tapi, pokoknya marah banget lah. 

Jadi, kan minggu-minggu ini lagi di neraka ulangan semester. Nah, karena nggak mau lagi dapet rangking 21 (Iya, DUASATU astaghfirullahastaganagaajegilesyalalalalalala), jadi belajar mati-matian deh. Pokoknya minimal, ya, rangkingnya diubah menjadi 2+1 laah (Amin!)... Nah, hari Rabu kemarin, jadwalnya FISIKAcaubalau sama PPKn. Tapi, berhubung Pak Sam amat-sangat-berbudi dalam memberi nilai (dan juga karena otak saya putih total dari yang namanya fisika), jadi aku milih mati-matian ngapalin PPKn yang seabrek-abrek dengan setuluuus hati, ingin mengubah nilai 7 menjadi 8 gitu ceritanyaa.. Serius lho, sampai besoknya pontang-panting ke sekolah gara-gara terlalu asyik ngapalin PPKn (nggak juga sih sebenernya, tiap hari mah juga gitu.. =P).

Dan seperti yang sudah diduga sodara-sodara, daku benar-benar blank pas FISIKAcaubalau jahanam itu. Sumpah, pikiran kosong selama mengerjakan. Aku malah laper selama ngerjain soal-soal. Itulah namanya hukum SOALSUSAHKUADRAT + OTAKKOSONG = PERUT LAPAR berlaku. 


Laaalu, tibalah saatnya PPKn. Wih, udah lumayan pede-lah sama hasil belajarku. Yaah, minimal setengahnya insya Allah bisa deh. Begitu mengerjakan soal, kubaca baik-baik soal-soalnya berkali-kali, lalu menjawab dengan hari-hati. Serius, udah kaya' orang jatuh cinta aku ini sama soal, gara-gara diliatiin terus dengan sepenuh hati.

Tapi lama-lama aku menyadari sesuatu. 
Kalau Bumi itu bulat.

.
.
.
Yaelah, bercanda doang, kok ngambek.. Nggak seru amat sih lo.. <---- (Ngomong ke siapa nih?)

Aku tiba-tiba sadar, kalau jawaban di LJK nya itu berpola. Teratur gitulah pokoknya, nggak acakadut. Dalam hati, eh, tumben Bu Ma** artistik, jawaban soalnya dibikin nyeni. Tapi di akhir ulangan mulai ragu, kok ada beberapa jawabanku yang nggak ngikutin pola. Atau jangan-jangan ini jebakan doang? Yaudah deh, dengan penuh kepasrahan dan kepedean, kukumpul jawabannya. Sudahlah, yang penting sudah belajar mati-matian, begitu pikirku dalam hati.. (Eaaa). Begitu udah ngumpul, tiba-tiba Indahpus, temen aku yang gila-otaknya-kayak-aer-saking-encernya ngomong, 


"Jun, kamu ngikutin titik-titik nggak tadi?"
"Hah?" *denganmuka-mukadongo

"Itu, kan tadi di soalnya ada pilihan jawaban yang dikasih titik-titik, dan itu jawaban yang benar,"

JEDEEER.

Awalnya nggak percaya (SUMPAH LO SERIUS MASA' SIH KOK GUA NGGAK NYADAR). Terus, pas dengan anarkis nyolong masuk ke kelasnya Intan buat ngeliat soal, ternyata beneraaaan!!! GYAAAAAAA!!

Dan disinilah kemarahanku muncul. 

Ncus banget rasanya begitu tau. Aku dibikin patah hati sama soal PPKn. Kok ya dia nggak mau jujur gitu sama aku. 

Dan pas ngeliat teman aku yang selaaaalu nggak pernah mau berusaha belajar setiap ulangan, dengan bangga tertawa-tawa memamerkan kalau dia ngikutin titik-titiknya itu, rasanyaa nyesek banget, sumpah. Pengen banget nangis, tapi ditahan-tahan. Gila, malulah sama anak-anak kalau ketauan nangis cuma gara-gara ulangan PPKn. Ini baru part 1.

Keesokan harinya, pas istirahat habis ulangan KIMIAnjritbanget, ngobrol-ngobrol bareng sama Elphi dan Eka, dan mereka juga nggak nyadar ada titik-titik. Mereka ngasih tau, kalau mereka remidi, dapet enam. Dan Rahayu, classmate yang otaknya-kayak-aer-saking-encernya-juga, dapet 7 dan dia juga nggak sadar.  Gilalah,  dia aja dapet segitu, GIMANA GUEEEE?!  Dan katanya-katanya sih, Bu Ma** sengaja ngasih titik-titik supaya nilai murid-muridnya pada bagus, soalnya pas mid kemaren, nilainya pada ancur semua.

Dan akhirnya aku sukses menggalau di ulangan Prancis. 

IT'S NOT FAIR !

Lebih bangga dapet nilai 6 dari hasil belajar mati-matian daripada 100 tapi juga 100 % nggak murni! Supaya apa Bu Ma** ngasih titik-titik? Apa gunanya kita belajar mati-matian kalau ternyata guru sudah memberi jawaban di soalnya? Membantu murid boleh, tapi nggak gitu juga kali! Asal tau aja, ini semua nggak fair buat siswa yang udah belajar sampai kaya' mau mati! Inikah gunanya ulangan, menjadi ajang pamer nilai-murid-siapa-yang-paling-bagus? Kalau mau nilai muridnya bagus semua, langsung aja kasih 100, nggak perlu pakai ulangan yang ngabis-ngabisin waktu untuk belajar nggak berguna ! Kenapa coba pakai titik-titik, nggak LOPE-LOPE SEKALIAN! Atau umumin aja langsung lewat speaker ke seantero sekolah!
(hasil copas curcolan singkat di kertas soal Prancis)

Selama ulangan itu aku bener-bener marah, bahkan airmata sempet netes beberapa kali. AKU-MARAH-BANGET-SUMPAH. Pengen rasanya aku teriak-teriak, aku maki-maki, aku gampar. Tapi nggak bisa, dan karena nggak bisa itu yang bikin makin nyesek.

Pulang sekolah, aku baru tau kalau temen aku, X, yang selalu nyontek tiap ulangan dan selalu remidi, menyadari keberadaan titik-titik biadab itu.

Dan mau tau berapa nilainya?

SERATUS.

SUMPAH, INI NGGAK ADIL.
Kamis, 01 Desember 2011

Look at Me

Aku ada
Aku manusia
Aku bernyawa
Aku bernapas

Aku ada
Aku duduk di dekat kalian
Aku ikut tertawa bersama kalian
Aku ikut bercanda bersama kalian
 Tapi apakah kalian sadar bahwa aku ada ?

Jangan hiraukan aku
Jangan tak mengacuhkan aku
Jangan palingkan wajah kalian dari aku
Jangan anggap seakan aku tidak ada
Karena aku ada

Aku ada
Aku manusia
Aku punya jiwa
Aku punya hati dan rasa
Aku juga bisa tersakiti dan terluka

Berbicaralah padaku
Tertawalah bersamaku
Tersenyumlah padaku
Tatap aku
Lihat aku

Karena aku ada.
 

Blog Template by BloggerCandy.com