Tampilkan postingan dengan label galau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label galau. Tampilkan semua postingan
Senin, 13 Agustus 2012

Mereka





Tiba-tiba, saat melihat semua kertas-kertas, poster, dan gambar yang ditempel di Washington DC, I started to remember my National Orientation. Semua kertas-kertas itu, curahan hati kami, harapan dan mimpi serta ketakutan kami. Semua tertuang di kertas-kertas itu, di sepanjang lorong menuju ruang sesi. Jangan lupa juga semua peraturan, ground rules, serta semua values (remember one of the rules that given red underline on it because of  "that"?).

I really missed the kakak-kakak so much right now. Bagaimana awalnya kami menganggap mereka seperti kakak-kakak senior rese yang hobi marah-marah, dan sekarang merekalah our biggest inspiration. Semua yang telah kita lewati bersama. Tawa dan canda saat sahur. Gila-gilaan saat sesi. Tangis haru dan pelukan hangat bagi kami semua. Marah dan kecewa karena dikhianati oleh kami. Semua rasa itu, tampak begitu manis sekarang.

Ingat "kejadian" itu? Saat itu, kami benar-benar merasa seperti pengkhianat, pengecut yang tidak bisa menjaga kepercayaan kakaknya sendiri. Padahal, baru malam sebelumnya kita semua berpelukan dan menangis haru, dan pertama kali merasakan berada di tengah keluarga besar yang hangat. Baru tadi pagi saat sahur kita bercanda, ngobrol bareng. Tapi esoknya, semua itu hancur karena kesalahan kami. Kami benar-benar menyalahkan diri sendiri. Ingat saat kalian melepas name tag itu? Saat itu kami merasa kalian juga melepas semua rasa sayang kalian, melepas semua hubungan kekeluargaan. Tidak ada lagi kakak-kakak yang biasanya selalu berkumpul di pinggir ruang sesi. Tak ada lagi kakak-kakak yang menyiapkan roti dan susu saat malam. Kami benar-benar merasa hancur. Kami tidak tahu harus berbuat apa, semua serbasalah. Kalau ego ini tidak menghalangi, ingin rasanya berlutut minta maaf, dan mengembalikan semuanya ke keadaaan normal. That day was the longest day at my life

Tapi kemudian, semua berubah jadi super menyenangkan. Suara tawa tiap hari, ejekan, candaan (terutama Prince Inu the comic of standup comedy). Walau harus berduka karena wafatnya kakak perempuan Kak Fia (Innalillahi, semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menerimanya di sisi-Nya). Tapi, semua momen itu, adalah salah satu momen yang paling berharga di hidup kami.



Oh, dan tentu saja talent show, one of the spotlight at this orientation. Saat briefing sebelum orientasi, betapa paniknya kami karena harus menghapal 30 lagu daerah (bayangkan, 30 lagu daerah! Mana judulnya asing-asing semua pula, susah dicari pula. Entah gimana mereka bisa nemu tuh lagu-lagu #ngedumel) Dan di malam pertama, perkenalan kakak-kakak talent yang surprising dan asik banget, tapi setelah itu kami dibuat mati kutu.. ==" Lalu, special for drama section. Remember that small spot in front of the elevator? Bagaimana kita membuat alur drama, dengan tambahan-tambahan aneh dan super nggak jelas (inget nggak lagu "Apusing" yang didapatkan dari kerandoman Kak Riri dan Kak Stoki?)? Tawa yang muncul setiap kali menemukan ide-ide yang super aneh dan unyu, kehebohan dan kegilaan di larut malam yang muncul karena rasa kantuk dan lelah. Kak Riri yang imut dan random, Kak Stoki yang terkenal dengan tagline-nya, "Fokus dek, fokus!", "Catatannya mana dek?", Kak Hadi yang tenang dan mengajarkan pelajaran tidur-kilat-ala-Kak Hadi (which make us more sleepy..). Lalu, RUN-TROUGH! Run-trough yang super menyenangkan! Momen yang sangat kami nikmati setiap malam, walau komentar yang muncul setelah itu super horror ("Komunikasinya mana dek?"). Selalu berantakan di setiap run-trough, tapi sangat epic saat farewell party. Entahlah, the magic of farewell maybe?

Dan, tibalah hari perpisahan itu. Hari dimana kami pergi untuk mengejar mimpi. But, it such a pity that we couldn't hug all of them, we couldn't look at their eyes one by one and say thank you from the bottom of our heart. Kami berjanji, saat kami kembali nanti, senyum bangga-lah yang akan kami lihat dari kalian.  


We met you all as strangers and left you as a big family

And my first tears here, are for you all. Thank you, thank you, thank you.

Thank you...

Credit for Kak Rizky Grahita @Rizk Photography and Catherine's Facebook
Sabtu, 30 Juni 2012

28 Days

Tinggal 28 hari lagi aku bakal ninggalin Indonesia. Sumpah, nggak terasa sama sekali. Rasanya panik pas aku menyadari itu. Kenapa waktu berlalu sangat cepat?

Jujur, sampai sekarang masih nggak percaya kalau sudah benar-benar mau pergi. Masih nggak percaya, Ini beneran nih mau ke Amerika setahun? Rasanya, jalan ke Amerika itu masih panjaaaang banget, masih terasa kayak pas lagi seleksi.

Dan ketika kesadaran itu datang, aku merasakan hal yang lain. Ketakutan. Ya, ketakutan itu mulai datang, menghantam kesadaran dengan bertubi-tubi. Aku mulai merasa takut.

Gimana nanti kalau aku nggak bisa bersosialisasi disana? Gimana kalau aku dapat masalah sama hostfam? Gimana kalau ekspektasiku terlalu tinggi, dan akibatnya aku akan kecewa saat melihat kenyataan? Dan yang paling besar, siapkah aku meninggalkan semua yang ada disini?

Saat aku menyadari waktu, aku termangu di kamar. Aku melihat semua yang ada di kamarku. Tempat tidur, boneka, keadaan yang berantakan. Nanti aku akan meninggalkan semua ini dalam setahun. Rasa rindu sudah mulai muncul, dan juga rasa enggan untuk pergi meninggalkan ini semua. Biarpun itu hanya hal yang sepele, rasa takut bercampur rasa panik tetap datang. Karena aku menyadari, sebentar lagi aku akan meninggalkan comfort zone. Aku akan meninggalkan tempat dimana seumur hidup aku merasa aman, nyaman, dan terlindungi, meninggalkan semua yang kusayangi, meninggalkan hal menyenangkan yang sudah kubangun sejak masih kecil. Aku akan pergi ke unknown zone, daerah yang tak dikenal. Daerah yang tak pernah kudatangi seumur hidup, yang hanya kulihat dari televisi. Daerah dimana tak ada seorang pun yang kukenal, dengan bahasa yang asing. Singkatnya, daerah yang (menurut pemikiran bodoh dan naifku) menakutkan.

Sampai sekarang aku masih belum packing. Teman-teman yang lain sudah ada yang packing, sudah siap. Dan disini, sekarang, aku bingung banget apa yang harus dibawa, apa yang harus dimasukkan, apa yang harus kubawa untuk hostfam dan teman-teman disana. Tapi tiba-tiba aku tahu kenapa aku belum melakukannya sampai sekarang. Karena aku tahu, ketika aku melihat koper yang sudah siap, ketakutan itu akan makin bertambah. Rasa tidak siap itu tiba-tiba muncul. Melihat koper membuatku menyadari ketakutan akan waktu.

Tapi, tidak ada jalan keluar lagi. Ini sudah bukan waktunya aku bisa jadi seorang pengecut. Sudah terlalu lama dan jauh jalan yang harus kutempuh, sudah terlalu banyak perngorbanan  demi mencapai apa yang sekarang aku raih. Sangat bodoh rasanya bila melepas semua ini hanya karena rasa takut semata. Countdown sudah dimulai, dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikannya. Yang bisa kulakukan hanyalah berdamai dengannya. Memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk meredakan ketakutan ini.

Memanfaatkan setiap waktu yang ada untuk mempersiapkan diri. 
 

Blog Template by BloggerCandy.com